#OPINI EDISI 4: PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN SOLUSI AMPUH PENDUDUK TUMBUH SEIMBANG DI TAHUN 2015

pendidikan kependudukan solusinya
Penduduk tumbuh seimbang adalah sebuah cita-cita pemerintah yang ideal dan patut kita dukung bersama. Yang patut kta pertanyakan adalah mampukah dalam kurun waktu 2 tahun mendatang cita-cita tersebut dapat diraih? Lalu dengan cara apa agar di masa yang akan datang Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) kita yang tinggi dapat diturunkan kembali terutama yang melibatkan para remaja?

Salah satu solusi yang saya tawarkan adalah melalui pendidikan kependudukan kepada para remaja kita. Mengapa pendidikan kependudukan dan mengapa pula sasarannya adalah remaja?

Menjawab pertanyaan yang pertama, yakni mengapa pendidikan kependudukan, secara umum dapat dikemukakan alasan bahwa terjadinya pertumbuhan penduduk yang cepat lebih banyak disebabkan karena belum adanya kesadaran warga negara di negara kita terhadap permasalahan kependudukan yang ada. Belum adanya kesadaran ini karena mereka memang belum mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai kondisi kependudukan di Indonesia. Kondisi yang dimaksud mencakup jumlah, struktur, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, dan kualitas penduduk serta kondisi kesejahteraan yang mencakup politik, sosial budaya, ekonomi, agama serta lingkungan penduduk setempat.

Kemudian terkait dengan pernyataan yang kedua, mengapa sasarannya remaja. Alasan yang dapat saya kemukakan adalah bahwa menurut data Badan Pusat Statustik (BPS), populasi anak remaja di Indonesia mencapai tidak kurang dari 67,9 juta jiwa atau 68,6% dari total penduduk di Indonesia 137,6 juta jiwa. Jumlah remaja ini dilihat dari kacamata demografis adalah penduduk yang mempunyai potensi besar untuk meningkatkan pertambahan penduduk mengingat mereka sebentar lagi akan berkeluarga dan mempunyai anak dengan jangka waktu reproduksi yang masih panjang. Bila para remaja ini tidak mengerti dan memahami tentang kependudukan secara komprehensif termasuk masalah kesehatan reproduksi, bukan tidak mungkin mereka akan berpandangan bahwa memiliki anak lebih dari dua adalah sah-sah saja. Bahkan lebih parah lagi, bila pemahaman tentang kesehatan reproduksi tidak baik, para remaja bisa saja terjerumus pada pergaulan bebas dan mengalami "kecelakaan" yang berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan penduduk.

Pendidikan kependudukan sendiri merupakan pendidikan yang bertujuan untuk memberikan kesadaran mengenai faktor-faktor yang menyebabkan perkembangan penduduk dan program-program pembangunan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui jalur pendidikan baik formal, informal ataupun nonformal. Pendidikan kependudukan diharapkan dapat mendukung pencapaian visi program KB yakni "Penduduk Tumbuh Seimbang di Tahun 2015" dan Millenium Development Goals (MDGs) serta Pembangunan Berwawasan Kependudukan".

Dengan pendidikan kependudukan dipastikan para remaja akan memiliki 4 (empat) sikap peduli, yakni:
1. Peduli terhadap manusia dan kebutuhannya
2. Peduli terhadap pertumbuhan penduduk dan kehidupan ekonominya
3. Peduli terhadap pertumbuhan penduduk dengan kehidupan sosial, budaya dan agama
4. Peduli terhadap pertumbuhan penduduk dan lingkungan hidup
Namun dengan segala keunggulannya, pendidikan kependudukan memiliki beberapa faktor penyebab sulitnya untuk dilakukan. Apa sajakah faktor penghambat terlaksananya pendidikan kependudukan? Lalu bagaimanakah cara untuk mengatasi faktor-faktor penghambat tersebut? Untuk mengetahuinya, ikutilah artikel Opini edisi selanjutnya :)

0 komentar: