PENTINGNYA PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN


Pendidikan kependudukan
Menghadapi abad ke XXI, dunia termasuk Indonesia dihadapkan kepada berbagai krisis yang mencemaskan. Penemuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dahsyat dan menakjubkan telah membawa dan merubah kehidupan manusia di bumi. Umur manusia semakin panjang, berbagai penyakit seperti malaria, typus, TBC, dll dapat diobati dengan dengan penemuan-penemuan di bidang kesehatan dan obat-obatan. Kematian anak dan ibu dapat diberantas. Akibatnya pertambahan penduduk dari tahun ke tahun semakin meningkat. Tambahan penduduk ini berupa bayi yang tumbuh menjadi anak, anak dewasa dan seterusnya. Ledakan jumlah penduduk memerlukan sandang pangan, papan, pelayanan kesehatan dan pendidikan, transportasi, rekreasi, dll agar mereka dapat hidup layak. 

Akhir-akhir ini di seluruh dunia termasuk Indonesia malapetaka seperti angin puyuh, banjir, tanah longsor, kenaikan permukaan bumi, kebakaran hutan, kematian berjuta-juta anak karena kelaparan, merajalela HIV/AIDS, dan berbagai macam malapetaka lainnya telah mengancam keselamatan hidup manusia. 

Masalah ini merupakan puncak kecil suatu gunung es yang mengambang, suatu bagian kecil dari malapetaka katasrofal yang mulai terlihat, ialah kehancuran potensial dari sistem keseimbangan lama yang harus ada untuk mempertahankan sistem kehidupan di planet bumi ini. Ancaman ini dari segala aspeknya harus kita sadari dan kita hadapi untuk dipecahkan. Manusia tidak mungkin berjalan terus. Dengan pertambahan jumlah anak-anak 2% perkeluarga pertahun jumlah penduduk dunia akan menjadi dua kali lipat dalam waktu 35 tahun. Ini berarti apabila jumlah penduduk dunia sekarang 6,1 milyar, maka pada tahun 2034 jumlah penduduk dunia akan membengkak sejumlah 12,2 milyar. 

Sekarang keadaan sudah sampai pada titik kritis, hal ini terjadi karena adanya dua kekuatan besar saling mendukung, ialah:
  1. Pertumbuhan jumlah penduduk yang tidak terbatas di atas suatu planet dengan daya dukung yang terbatas untuk menghidupinya dan menampung sampah hasil kehidupannya.
  2. Teknologi tidak terbatas dengan sikap manusia untuk mendominasi dan mengahbiskan alam lingkungannya.
Generasi muda akan akan mewarisi baik buruknya sistem pengolahan alam. Calon-calon penerus bangsa dan pemimpin bangsa ini di masa yang akan datang harus dididik dan dipersiapkan cara bagaimana menanamkan sikap dan perilaku yang rasional dan bertanggung jawab mewujudkan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera, salah satunya melalui  pendidikan kependudukan.

0 komentar: